Tidur : Definisi, Fungsi, dan Tahapan

Definisi Tidur

Apa itu tidur? Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Siklus tidur-bangun mempengaruhi dan mengatur fungsi tisiologis dan repons perilaku (Potter & Perry, 2005). Sebagian besar orang memiliki jam tidur sekitar 6 sampai 9 jam per malam. Walaupun ada beberapa orang tidur kurang dari 5 jam atau bahkan lebih dari 10 jam. (Stuart, 2012).

Fungsi tidur

Tidur berfungsi untuk perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Selama tidur NREM (Non-rapid Eye Movement) atau tahap tidur yang tenang, fungsi biologis menurun. Laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi fisik sempurna. Laju denyut jantung selama tidur turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah, berarti denyut jantung 10-20 kali lebih sedikit dalam setiap menit selama tidur atau 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelasnya, manfaat tertidur nyenyak adalah memelihara fungsi jantung (Potter & Perry, 2005).

Menurut (Stuart, 2012) siklus tidur seseorang berkaitan dengan waktu irama sirkardian, perubahan terang-gelap dan perubahan temperatur tubuh manusia. Selama tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tidur dengan pergerakan mata, seorang individu memiliki mimpi yang jelas, dan gerakan mata tampak cepat dibawah kelopak mata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang depresi memiliki periode tidur REM yang berlebih, serta terjadi penurunan periode tidur nyenyak dan mimpi sangat drastis.

Tahapan tidur

Tidur terbagi menjadi tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Lima tahap tidur dari tidur normal sebagai berikut:

  • Tahap pertama dicirikan dengan NREM dan tegangan rendah. Tahapan dimana terjadi transisi dari keterjagaan menjadi tidur yangdicirkan dengan mengantuk. Tahap pertama ini berlangsung selama beberapa menit, 2-5 % dari waktu tidur total.
  • Tahap kedua, NREM dan adanya kompleksitas tidur pada Elektroenselografi (EEG) merupakan ciri-ciri tahap kedua ini. Tonus otot dan aktivitas serebral Akan menurun. Tahap kedua ini terjadi sekitar 50 % dari waktu tidur total
  • Tahap ketiga ini dicirikan dengan NREM serta gelombang delta dan tidur gelombang lambat pada EEG. Tahap ketiga ini merupakas tahapan transisi menuju tahapan keempat, berlangsung sekitar 10-20 % dari waktu tidur total pada sepertiga hingga setengah waktu malam.
  • Tahap keempat dicirikan dengan tidur nyenyak, NREM, tidur gelombang lambat kontinu, gelombang delta. Laju metanolik dan temperature tubuh menurun serta terjadi penurunan fungsi tubuh ke tingkat paling rendah. Tahapan ini berlangsung sekitar 10-20 % dari waktu tidur total selama sepertiga sampai setengah waktu malam.
  • Tahapan kelima adalah tahapan mimpi REM yang memiliki ciri-ciri terjadi desinkronisasi aktivitas dalam periode yang panjang bergantian dengan periode aktivitas yang serupa dengan saat terjaga. Tahap kelima ini ditandai dengan keadaan atonia,tanda vital tidak beraturan dan individu mengalami penigkatan frekuensi mimpi seiring mendekati waktu pagi, terjadi sekitar 25 % dari waktu tidur total.(Stuart, 2012).

Sumber Pustaka

  • Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik. (M. Ester, D. Yulianti, & P. Intan, Ed.). Jakarta: EGC.
  • Stuart, G. W. (2012). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Missouri: Elsevier Mosby.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
× How can I help you?