Teori belajar memiliki peranan sangat penting dalam menjelaskan pelajaran pada anak, dengan menggunakan teori belajar yang baik maka dapat diketahui hal-hal apa saja yang harus diterapkan dalam proses mengajar kepada anak. Dengan demikian maka anak akan merasa nyaman dalam belajar. Banyak ahli yang telah merumuskan teori-teori belajar maupun teori-teori perkembangan anak, salah satunya yaitu Jean Piaget. Kebanyakan ahli merumuskan teori bahwa anak akan memperoleh hasil belajar yang baik ketika ia belajar dengan pengalamannya sendiri. Begitu pula dengan teori Jean Piaget, Piaget (dalam Santrock, 2007: 48-57) mengatakan ketika anak mulai membangun pemahaman melalui dunia, otak akan berkembang membangun skema asimilasi dan akomodasi. Piaget (dalam Komalasari, 2010: 19) mengatakan seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui dengan apa yang ia lihat sebagai pengalaman dan persoalan. Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbang). Proses Asimiliasi (assimilation) merupakan proses penggabungan informasi baru kedalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Akomodasi (accomodation) terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Proses belajar akan berjalan dengan baik ketika mengikuti tahapan-tahapan perkembangan sesuai dengan usianya. Desmita (2009: 101) mengatakan bahwa Piaget meyakin bahwa pemikiran seorang anak berkembang sejak bayi hingga dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh dari bayi sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut.
1. Tahapan Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia dengan katakata dari berbagai gambar. Kata dan gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik. Pada tahap ini juga dimulainya kemampuan berbahasa anak dan pengungkapan.
3. Tahapan Operasional Konkret (7-11 tahun)
Ditahap anak dapat berfikir secara logis melalui peristiwaperistiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbeda. Anak menggunakan penalaran logis untuk memecahkan masalah yang konkret.
4. Operasional Formal (11-15 tahun)
Ditahap ini anak akan berfikir dengan cara yang lebih abstrak, logis dan lebih idealistik. Anak sudah mampu menarik kesimpulan, menafsirkan, dan mengembangkan hipotesis.
Daftar Pustaka
- Santrock, J. W. (2007) Psikologi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Salemba, Rinekka Cipta.
- Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
- Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.