Pengertian Inventory/Persediaan
Inventory adalah material yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya (Yunarto, dkk, 2005). Persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatuu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat di dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lainnya (Herjanto, 2008).
Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Persediaan dilakukan untuk mencari solusi optimal dalam menjamin persediaan dengan biaya serendah-rendahnya (Yamit, 2003).
Pengendalian dan pengawasan persediaan perlu digunakan untuk menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi (Yamit, 2003).
Persediaan mempunyai peran besar dalam memperlancar operasi perusahaan. Persediaan diadakan antara lain bertujuan untuk (Herjanto, 2008) :
- Penetapan terhadap besarnya persediaan bahan baku yang harus diadakan.
- Menetapkan jadwal pengadaan dan jumlah pemesanan yang harus dipesan.
- Untuk menjaga keberlangsungan produksi atau mengawasi dan mengendalikan persediaan agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.
- Menghindari resiko keterlambatan barang tiba.
Metode Persediaan
Metode persediaan adalah dimana arus masuk dan arus keluar persediaan dicatat secara rinci. Dalam hal ini setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stok untuk mecatat secara rinci keluar masuknya barang digudang. Berikut metode-metode dalam persediaan, antara lain (Yunarto, dkk, 2005).
- FIFO (First In First Out). Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi) terlebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.
- LIFO (Last In First Out). Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan dikeluarkan/dijual paling awal), sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal period
- Moving Avarage. Dalam metode ini, barang yang dikeluarakan/dijual maupun yang tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata bergerak. Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode merupakan barang yang memiliki nilai rata-rata.
Biaya-biaya Persediaan
Tujuan dari pengendalian persediaan adalah memiliki persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah. Karena itu, metode persediaan menjadikan biaya sebagai parameter dalam mengambil keputusan. Untuk pengambilan keputusan mengenai jumlah persediaan, biaya-biaya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut (Siagian, 2005) :
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian dari suatu item adalah harga pembelian setiap unit item.
2. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang.
3. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang timbul akibat disimpannya suatu item atau barang. Biaya-biaya yang masuk termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:
- Biaya Modal : Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal.
- Biaya Gudang :Karena barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbulah biaya gudang.
- Biaya kerusakan dan Penyusutan : Biaya yang disimpan dapat mengalamii kerusakan dan penyusutan, karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang.
- Biaya kadaluarsa : Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai, karena perubahan teknologi atau model.
- Biaya asuransi :Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran.
Jenis-jenis Persediaan
Secara umum, persediaan dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Siagian, 2005) :
- Persediaan Bahan Baku
Barang persediaan yang akan diproses lebih lanjut melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
- Persediaan Barang Setengah Jadi
Barang persediaan yang telah mengalami perubahan, tetapi belum selesai sehingga diperlukan waktu proses produksi sampai menjadi barang jadi.
- Persediaan Barang Jadi
Barang persediaan yang diperoleh dari hasil proses produksi yang sudah selesai dan disimpan di gudang perusahaan.
Sumber Pustaka
- Yunarto, Holi Icun, dan Martinus Getty Santika. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management. Jakarta: Elex Media Komputindo.
- Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo.
- Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Persediaan. Yogyakarta : Ekonisia.
- Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo.
- Siagian, Yolanda, M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. Jakarta: Grasindo