Pendahuluan
Pendekatan disebut juga dengan istilah approach (cara memulai sesuatu). Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang atau titik tolak guru terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan masih bersifat umum. Pendekatan pembelajaran dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang dapat mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak dari pembelajaran itu sendiri.
Selama ini kita mengenal 2 pendekatan dalam pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2007: 127).
Dalam implementasi Kurikulum 2013, seorang guru dituntut menerapkan kerangka ilmiah pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan ini menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, atau dikenal dengan nama pendekatan ilmiah (scientific approach).
Proses pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah karena di dalamnya terdapat tahapan-tahapan terutama dalam kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat disebut juga sebagai bentuk pengembangan sikap, baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam pendekatan ini siswa tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi, melainkan siswa sendiri yang menggali dan membangun konsep pengetahuan.
Kegiatan dalam Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan saintifik terdiri dari lima kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan memperhatikan atau melihat dengan teliti suatu objek baik dengan menggunakan alat maupun tidak. Mengamati merupakan suatu proses yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Dalam proses mengamati, siswa diarahkan supaya dapat melihat berbagai pengetahuan baik dalam bentuk fakta, konsep, prosedur bahkan sampai dengan metakognitif. Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Pengamatan juga dapat dilakukan pada saat guru melakukan simulasi. Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, siswa merasa senang dan tertantang, dan mudah dalam pelaksanaannya. Berikut disajikan contoh kegiatan mengamati dan hasilnya:
- Guru memfasilitasi siswa mengamati dengan membaca sumber dari buku yang berada di perpustakaan maupun dari internet (hasil yang diharapkan: bentuk perhatian dari siswa dengan menemukan informasi dari sumber yang dibaca).
- Guru memfasilitasi siswa mengamati video dari youtube (memperoleh informasi berupa fakta, konsep dan memahami prosedur).
- Guru memfasilitasi siswa mengamati dengan mendengarkan warta berita dari radio (bentuk perhatian dari siswa, catatan hasil mendengarkan).
- Guru memfasilitasi siswa mengamati dengan melihat demonstrasi membuat baju pesta (memperoleh informasi berupa fakta, konsep, memahami prosedur).
2. Menanya
Menanya merupakan kegiatan dalam pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh siswa untuk menggali berbagai informasi. Proses menanya dapat membangun pengetahuan siswa secara faktual, konseptual, dan prosedural hingga dapat berpikir metakognitif. Menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. Dalam hal ini guru dianggap efektif apabila mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat siswa bertanya, pada saaat itu pula guru membimbing atau memandu siswanya belajar dengan baik. Pada saat guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pub guru mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Bentuk-bentuk menanya dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan antara lain:
- Membuat pertanyaan yang sesuai dengan mated yang diajarkan guru.
- Mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat kepada guru ataupun kepada anggota kelompok.
- Melakukan diskusi mengenai informasi yang relevan dengan topik pelajaran.
- Melakukan tanya-jawab.
- Menanyakan informasi yang sudah diketahui sebagai bentuk klarifikasi.
- Menanyakan infonnasi tambahan yang ingin diketahui.
Walaupun kegiatan menanya merupakan tahap yang sangat penting dalam pendekatan saintifik, namun banyak siswa yang masih mengalami kendala dalam membuat pertanyaan. Untuk itu guru dapat membantu siswa dengan berbagai cara antara lain dengan memberi waktu kepada siswa untuk menyusun pertanyaan sendiri maupun menjadi pendengar yang aktif.
3. Mengumpulkan data/informasi
Kegiatan mengumpulkan data/informasi adalah tindak lanjut dari kegiatan bertanya yang dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan menggali informasi dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara. Proses mengumpulkan informasi dapat dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Mengasosiasi merupakan suatu proses pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman, sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan saw informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dart keterkaitan informasi tersebut. Dengan kata lain mengasosiasi merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dalam membentuk hubungan/pertalian antar gagasan sehingga membentuk suatu konsep/makna yang dapat diterima oleh akal. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Seringkali orang menyebut kegiatan mengasosiasi sebagai kegiatan menalar yang merupakan proses berpikir logis dan sistematis terhadap fakta-fakta empiris sampai pada kesimpulan berupa pengetahuan.
5. Mengkomunikasilan
Merupakan kegiatan menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan baik secara lisan maupun tertulis. Pada tahap ini siswa diarahkan mampu berkomunikasi dengan kelompok lain mengenai informasi yang diolah dalam kelompok sehingga proses pembelajaran menjadi aktif. Tahap ini merupakan inti dari penekatan saintifik, yaitu siswa saling bertukar informasi. Pada tahap lanjutan, kegiatan mengkomunikasin dapat diteruskan pada tahap mencipta. Kegiatan mencipta dapat berupa menginovasi, membuat hal yang sama sekali baru, mendesain model, merancang produk/karya berdasarkan pengetahuan yang dipelajari. Berikut ini merupakan contoh kegiatan mengkomunikasikan:
- Menyajikan laporan dalam bentuk diagram, bagan dan grafik.
- Menyusun laporan tertulis.
- Menyajikan laporan yang terdiri dart proses, hasil dan kesimpulan secara lisan, grafis ataupun secara multi media.
Sumber
Mariyaningsih, N, Hidayati, M. 2018. Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi di Kelas-Kelas Inspiratif. Kekata Publisher. Surakarta.