Biaya Produksi
Menurut Sukirno (2013, 208), biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Ardiyose (2013) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk atas jasa, biaya-biaya ini dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Sunarto (2004, 175) menyatakan faktor yang memiliki kepastian yang relatif tinggi yang berpengaruh terhadap penentuan harga jual adalah biaya. Oleh karena itu, untuk memperoleh dan mengolah bahan-bahan menjadi produk jadi dalam kegiatan proses produksi diperlukan dana atau biaya-biaya, maka untuk pengeluaran biaya-biaya tersebut biasanya perusahaan memperhitungkannya dalam penetapan harga jual produk. Untuk itu perusahaan berusaha menekan atau memperkecil pengeluaran biaya, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan peralatan, pemeliharaan dan sebagainya.
Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mursyidi 2010, 14). Sedangkan metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya produksi, terdapat dua pendekatan (Mursyidi 2010, 24) yaitu:
(1) Full costing, merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi. Biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut:
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Overhead Pabrik Variabel
- Biaya Overhead Pabrik Tetap
- Biaya Produksi
(2) Variabel costing,merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi. Biaya produksi menurut metode variabel costingterdiri:
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja Langsung
- Biaya Overhead Pabrik Variabel
- Biaya Produksi
Harga Pokok Produksi
Menurut Samsul (2013), harga pokok produksi adalah biaya untuk menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur. Bustami (2010, 40) penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Menurut Hansen and Mowen (2004, 48) dalam (Batubara 2013) bahwa harga pokok produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu. Menurut Setiadi (2014) harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (aset) tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban.
Harga Jual
Kotler and Amstrong (2008, 27) menjelaskan bahwa harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa. Artinya, harga adalah jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah produk barang atau jasa. Sedangkan menurut Stanton (2002, 178) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk atau pelayanan yang menyertainya.
Menurut Kotler and Amstrong (2008, 84) dalam menetapkan harga dari suatu produk, terdapat faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga, yaitu:
- memilih tujuan penetapan harga,
- menentukan permintaan,
- memperkirakan biaya,
- menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing,
- memilih metode penetapan harga, dan
- memilih harga akhir.
Selain terdapat faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga di atas, juga terdapat faktor yang mempengaruhi tingkat harga. Menurut Swastha (2005, 242), tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- keadaan perekonomian,
- penawaran dan permintaan,
- elastisitas permintaan,
- persaingan,
- biaya,
- tujuan perusahaan, dan
- pengawasan pemerintah.
Tjiptono (1997) mengemukakan bahwa penetapan harga jual mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
- Tujuan berorientasi pada laba. Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga jual yang dapat menghasilkan harga jual paling tinggi.
- Tujuan berorientasi pada volume. Harga jual ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai volume penjualan (dalam ton, kg, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp), atau pangsa pasar (absolute maupun relatif).
- Tujuan berorientasi pada citra. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.
- Tujuan stabilisasi harga jual. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
- Tujuan-tujuan lainnya. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Mulyadi (2014, 65) dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:
- menentukan harga jual produk;
- memantau realisasi biaya produksi;
- menghitung laba atau rugi periodik
- menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Sumber Pustaka
- Bustami, Bastian and Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
- Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya, Edisi Lima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
- Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. Bandung: PT Refika Aditama.
- Samsul, Nienik H. 2013. “Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing Dan Variable Costing Untuk Harga Jual CV. Pyramid”. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 1 (3): 366-373.
- Setiadi, Pradana. David P.E. Saerang, and Treesje Runtu. 2014. “Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual pada CV. Minahasa
- Stanton, William J. 2002. Prinsip Pemasaran, Terj. Yohanes Lamarto. Jakarta: Erlangga.
- Sukirno, Sadono. 2013.Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
- Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: AMUS Yogyakarta.
- Swastha, Basu. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
- Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.