Sistem transportasi pribadi yang menggunakan daya listrik saat ini menjadi semakin umum. Salah satu faktor di balik perubahan ini adalah karena penggunaan daya listrik pada kendaraan dapat mengurangi polusi udara di lingkungan khususnya di perkotaan. Kendaraan listrik juga menjadi basis untuk mobil yang dapat dikendarai sendiri (self-driving) ketika dikombinasikan dengan kendali listrik dan sistem navigasi.
Motor dalam kendaraan listrik operasional harus melakukan pekerjaan untuk mengatasi angin, inersia, gesekan, hambatan jalan dan untuk mendaki tanjakan. Pasokan energi dalam bentuk daya listrik berasal dari paket baterai yang dipasang pada kendaraan listrik. Karena konstruksi internal, paket baterai memiliki resistansi internal total, R, yang berfungsi mengurangi daya yang tersedia pada motor.
Diagram rangkaian dari kendaraan listrik sederhana ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Total daya yang dihasilkan oleh baterai adalah
Daya = Tegangan × Arus = VI
Ini dibagi antara rugi-rugi karena hambatan internal dan daya, P, pada motor. Kehilangan daya karena hambatan internal adalah I2R, seperti telah dijelaskan pada artikel Disipasi Daya pada Resistor. Jadi persamaan daya dalam rangkaian adalah sebagai berikut.
Persamaan ini dapat dituliskan kembali ke dalam bentuk persamaan kuadrat sebagai berikut
Yang dapat diselesaikan untuk menghitung arus pada kawat untuk untuk daya tertentu yang dikirim ke motor. Penting untuk mengetahui nilai arus untuk menentukan ukuran sekering, pengontrol motor dan diameter kawat yang digunakan dalam kendaraan listrik.
Pertimbangkan suatu kasus dimana keluaran daya adalah sebesar 2 kW. Jika parameter rangkaian adalah : V = 150 volt, R = 1,6 Ohm, maka
Penyelesaian persamaan kuadrat tersebut adalah sebagai berikut
Solusi yang relevan tergantung pada karakteristik listrik dari motor yang digunakan dalam rangkaian. Dalam praktiknya, yang lebih besar dari dua arus akan sesuai dengan kerugian substansial dalam resistansi internal dan akan dihindari oleh pilihan motor yang tepat.